5 Permasalahan Anak yang Sering Muncul di Sekolah dan Cara Mengatasinya
5 Permasalahan Anak yang Sering Muncul di Sekolah dan Cara Menanganinya
Sebagai orang tua, guru, atau pendamping anak, kita tentu ingin setiap anak berkembang secara optimal. Namun, di sekolah sering kali muncul permasalahan yang butuh perhatian khusus.
1. Anak Sulit Fokus & Terlalu Aktif (ADHD)
- Ciri-ciri:
- Tidak bisa duduk diam dalam waktu lama, sering bergerak atau bicara sendiri.
- Sulit menyelesaikan tugas sampai selesai karena cepat bosan.
- Sering mengganggu teman atau memotong pembicaraan guru.
- Penanganan:
- Buat jadwal belajar dengan langkah-langkah kecil dan jelas.
- Tempatkan anak di bagian depan kelas untuk meminimalkan gangguan.
- Beri pujian setiap kali anak berhasil fokus meski sebentar.
- Diskusikan dengan guru BK dan, jika diperlukan, konsultasikan ke psikolog anak untuk strategi belajar yang sesuai.
2. Kesulitan Belajar Spesifik (Disleksia, Diskalkulia, Dysgraphia)
- Ciri-ciri:
- Membaca sangat lambat atau sering terbalik huruf/angka.
- Kesulitan memahami konsep matematika sederhana.
- Tulisan tidak rapi dan sering tidak terbaca.
- Penanganan:
- Gunakan media belajar yang variatif seperti kartu huruf, audio, atau alat peraga.
- Beri waktu tambahan untuk mengerjakan tugas tanpa tekanan.
- Lakukan latihan singkat tapi rutin di rumah dengan pendekatan menyenangkan.
- Jika perlu, lakukan asesmen oleh guru BK atau psikolog pendidikan untuk strategi khusus.
3. Rasa Cemas & Tidak Percaya Diri
- Ciri-ciri:
- Takut mencoba hal baru atau takut tampil di depan kelas.
- Sering menghindari tugas yang dianggap sulit.
- Mudah menangis, cemas, atau terlihat murung saat ada kegiatan kelompok.
- Penanganan:
- Bangun komunikasi positif, misalnya dengan kata-kata penyemangat setiap hari.
- Berikan kesempatan tampil dengan tugas sederhana terlebih dahulu.
- Ciptakan suasana kelas yang aman, bebas ejekan, dan mendukung anak berekspresi.
- Orang tua juga bisa membantu dengan mendengarkan cerita anak tanpa menghakimi.
4. Perilaku Menentang Aturan (Oppositional Behavior)
- Ciri-ciri:
- Sering membantah guru atau orang tua.
- Sengaja melanggar aturan meski sudah diingatkan.
- Mudah marah, bahkan kadang melempar barang atau berteriak.
- Penanganan:
- Terapkan aturan yang jelas dan konsisten di rumah maupun di sekolah.
- Hindari memarahi di depan umum, ajak bicara secara pribadi.
- Beri contoh perilaku positif setiap hari (guru/orang tua sebagai role model).
- Libatkan anak dalam membuat aturan kelas sehingga ia merasa memiliki.
5. Kesulitan Bergaul atau Mengalami Bullying
- Ciri-ciri:
- Anak terlihat menyendiri, jarang bermain dengan teman.
- Sering mengeluh tidak punya teman atau takut ke sekolah.
- Ada tanda-tanda fisik (misalnya pulang dengan baju sobek) atau emosional (murung, menangis).
- Penanganan:
- Ajak anak bercerita dengan tenang, jangan langsung menghakimi.
- Bangun empati di kelas dengan kegiatan kerja kelompok dan diskusi tentang pertemanan.
- Segera laporkan dan tindak lanjuti jika ada indikasi bullying.
- Jika perlu, guru BK dapat mengadakan sesi konseling individu atau kelompok.
Ingat: Setiap anak punya kebutuhan yang berbeda. Dukungan, perhatian, dan komunikasi yang hangat dari guru maupun orang tua adalah kunci utama. Dengan mengenali tanda-tanda sejak dini dan memberikan penanganan yang tepat, kita membantu anak tumbuh jadi pribadi yang percaya diri, sehat, dan bahagia.